Dear, Pak Presiden Indonesia.
Saya masih bingung kenapa keadilan di negeri ini masih belum terlaksana seutuhnya.
Maling-maling kecil di Hakimi sedangkan maling-maling besar dilindungi. Saya masih bangga dengan hukuman para napi yang terjerat kasus narkotika, iya, hukuman mereka adalah hukuman mati. Namun di sisi lain begitu tidak adil terhadap beberapa hukuman para napi yang lain, terlebih lagi banyak rakyat-rakyat kecil yang yang di tindas, belum lagi maling-maling uang rakyat atau menurut bahasa gaulnya adalah KORUPSI, hanya di berikan potongan tahanan saja ditambah fasilitas mewah di selnya. Itu hanya membuat mereka jera hanya beberapa waktu saja.
Tidak sampai disitu, ada beberapa sangat tidak bermoral, akhir-akhir ini pemimpin jakarta banyak mendukung hal-hal yang akan menghacurkan negeri ini. Akan ada sertifikat untuk para PSK, akan ada dimana alkohol di halalkan.
Sebutulnya saya merasa jijik melihat para penguasa negeri ini menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri atau mungkin penguasa negeri ini sudah lupa siapa yang memilih anda sekalian menjadi pemimpin.
Saya masih ingat ketika ada di beberapa media sosial membahas anda pak Presiden, sebagaimana anda tau, anda terlalu tunduk terhadap seorang perempuan yang sangat antusias menghancurkan negeri ini. Dan saat itu juga saya berfikir, kenapa hanya anda Presiden kami yang cuma petugas partai.
Masih banyak lagi kasus yang terjadi, contoh nya pada saat anda di lantik menjadi Presiden, dan beberapa minggu kemudian kalau saya tak lupa, ada seorang anak penjual sate yang hanya 'iseng' mengupload gambar anda dan diedit sedemikian rupa langsung di tangkap. Ini membuktikan Anda lebih kejam dari Era Pak Harto.
Beberapa kasus yang membuat saya tertawa adalah tentang BBM, kenapa? Karena pada masa pemerintahan sebelumnya, BBM naik akan mendapat tantangan keras oleh kubu anda sendiri, iya, PDIP, lalu kenapa pada era anda, baru beberapa bulan BBM naik? lalu kemana PDIP yang menantang keras kenaikan BBM? Kenaikan BBM hanya membuat Rakyat kecil menderita, bukan karena kenaikan BBM itu sendiri, tapi pada kenaikan bahan-bahan pokok.
Kedepannya saya harap tak terjadi lagi hal-hal tindakan bodoh semacam itu. Semoga bapak sekeluarga mendapat kesehatan oleh Allah SWT. Demikian lah surat terbuka saya.
0 komentar:
Posting Komentar