Sabtu, 28 Maret 2015

Cherry : Tak Mampu jujur

Setelah kelulusan sekolah, gue berencana nerusin pendidikan gue ke malang. Iya gue nggak ngabarin Lisa soal hal itu, gue takut jika hal itu terjadi.

Malam ini gue berencana ngajakin dia ketemuan di tempat biasanya. Dan dia setuju.

-----------------------------------------------------------------
"ndy, sebenernya kita pernah bertemu sebelumnya" lisa membuka pembicaraan.

gue kaget dengan kalimat itu.

"Haa? masa? dimana?"

"iya, dulu waktu di Ancol, lu nolongin gue ngeberesin buku gue yang jatuh setelah tertabrak oleh anak-anak"

"lu tau nggak?" lanjutnya.

"saat itu gue merasa ada sesuatu yang belum pernah gue rasaain sebelumnya"

gue hanya terdiam, ntah apa maksud Lisa berkata seperti itu. Kayak menonton film horor di buatnya.

"rasa apa lis? strowberry? apel? atau nano nano?" tanya gue

"ah elu, gue ngomong serius ini"

"ciee cemberut" hibur gue

dengan memasang wajah seperti itu, gue ke bayang wajah, hanya saja gue nggak ingat wajah siapa.

Gue agak gugup untuk mengatakan sejujurnya kepada lisa, walaupun lisa sudah memancing gue agar jujur.

Entah apa yang di fikiran Lisa, apa pantas jika gue harus jujur dan terus memilikinya.

"Lis..." mulut gue mulai berucap.

"Lis, sebenernya..." mulut gue terasa terkunci.

"apa ndy? sebenernya apa?" lisa mulai masang wajah penuh tanya.

"sebenernya gue suka elu, tapi gue nggak ngerti kenapa gue susah banget ngungkapinnya" hati gue berkata.

"hei ndy, malah diem"

"hahahaha maaf, udah ah lupain"

malam ini, mungkin malam terakhir gue bersama Lisa, karena gue harus pindah ke Malang untuk melanjutkan study.

Menikmati malam panjang, memandang wajahnya, senyumnya, tertawanya, suaranya.

ah mungkin hanya menjadi mimpi saja. Lisa gue harap elu akan mengerti suatu hari nanti kalau gue suka elu.

Maafin gue, gue nggak mampu jujur ke elu.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com