Kamis, 26 Maret 2015

Seni Pertunjukan Klasik Jepang

Konbanwa mina-san

Postingan kedua mengenai Jepang. Kenapa harus Jepang? Iya karena gue suka banget sama negara asia satu ini. Ok, nggak adil kalau sudah membahas suatu negara tapi nggak membahas kebudayaan Negara itu sendiri.

Di Jepang, banyak sekali kebudayaan, sama seperti di Indonesia, di Jepang juga ada kebudayaan tradisional seperti seni pertunjukan di Jepang, kalau di Indonesia ada Reog, Kuda Lumping atau Lompat Batu yang ada di Nias, di Jepang juga ada.

ayo kita bahas satu persatu seni pertunjukan yang ada di Jepang, seperti Kabuki, noh, kyogen, bunraku dan rakugo. Apa sih itu? aneh betul?
1. Kabuki
Kabuki (歌舞伎)adalah seni teater khas Jepang. Aktor Kabuki terkenal dengan pakaian mewah dan dan tata rias wajah yang mencolok. Kementrian Pendidikan Jepang menetapkan Kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi. UNESCO juga telah menetapkan Kabuki sebagai karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia.
Secara Etimologi Kabuki terdiri dari kata Uta (歌) yang artinya lagu, mai (舞) tarian dan Ki (妓) seniman wanita yang kemudian kata kanji Ki (妓) di ganti menjadi Ki (伎) yang artinya tehnik.

2. Noh
 
Noh atau No (能)adalah bentuk utama dari drama musikal Jepang klasik yang telah dipertunjukan sejak abad ke-14. Noh tersusun atas Mai (tari), Hayshi (Musik) dan Utai (kata-kata yang biasanya dalam lagu-lagu). Pelakon menggunakan topeng dan menari dengan lambat. Biasanya pelaku Noh adalah Laki-laki. Ada 3 macam Noh yaitu Shite, Memerankan pahlawan ataupun pahlawati, dia berbicara, bernyanyi dan menari. Waki (berarti Pihak) berperan sebagai kawan Shite, biasanya memerankan peran pelancong di tempat tertentu. Dan Kyogen muncul di pertengahan drama jika memiliki 2 bagian, dan berperan sebagai warga lokal. Ia berbicara kepada Waki dan menyuruhnya melihat apa yang belum dilihatnya sebelum pembicaraan mereka.

3. Kyogen
 
Kyōgen (狂言) Teater humor tradisional Jepang yang merupakan perkembangan unsur humor pertunjukan sarugaku

4. Bunraku
 
Bunraku (文楽) adalah sandiwara boneka tradisional Jepang yang merupakan salah satu jenis ningyo johruri (人形浄瑠璃 ningyō jōruri, boneka jōruri). Istilah bunraku khususnya digunakan untuk ninyo johruri (sandiwara boneka dengan pengiring musik johruri) yang berkembang di Osaka. Jōruri atau ditulis sebagai johruri adalah sebutan untuk naskah dalam bentuk nyanyian. Penyanyi johruri disebut tayū, dan menyanyi dengan iringan musik Shamisen.

Kesenian ini bermula dari pementasan ningyo johruri oleh seniman Uemura Bunrakuken I di Osaka sehingga diberi nama "bunraku". Sebelumnya, kesenian ini juga disebut ayatsuri jōruri shibai (sandiwara johruri ayatsuri), dan baru secara resmi dinamakan bunraku sejak akhir zaman Meiji.

Sebuah boneka dimainkan oleh tiga orang dalang yang disebut ningyō tsukai. Sewaktu memainkan boneka, dalang tidak menyembunyikan diri dari pandangan penonton. Gerak-gerik boneka dibuat bagaikan hidup, dengan kedua tangan dan kaki yang bisa digerak-gerakkan, serta wajah boneka yang bisa berubah ekspresi sesuai karakter yang dimainkan. Boneka memiliki mekanisme penggerak pada wajah (mata dan mulut), dan sendi-sendi kedua belah lengan, kaki, dan jari-jari tangan yang bisa digerak-gerakkan. Dalang hanya bertugas menggerakkan boneka, sedangkan semua dialog yang diucapkan boneka menjadi tugas 'tayū' dengan iringan musik shamisen.
Tingkatan dalang diatur hirarki yang ketat, berdasarkan tingkat keterampilan dan pengetahuan. Dalang paling berpengalaman menggerakkan bagian kepala dan lengan kanan. Dalang dengan pengalaman di bawahnya bertugas menggerakkan lengan kiri, sedangkan bagian kaki digerakkan dalang yang paling yunior. Dalang kepala mengenakan geta berhak tinggi (20 cm hingga 50 cm) dari kayu untuk mengimbangi posisi dalang ketiga yang menggerakkan bagian kaki boneka.

5. Rakugo

Rakugo (落語, kata yang jatuh) adalah seni bercerita tradisional Jepang yang mengisahkan cerita humor yang dibangun dari dialog dengan klimaks cerita yang tidak terduga. Cerita dikisahkan sedemikian rupa sehingga di akhir cerita ada klimaks berupa punch line (disebut ochi atau sage) yang membuat penonton tertawa. Rakugo adalah seni yang mulai dikenal sejak zaman Edo.
Seorang pencerita yang disebut rakugoka tampil mengenakan pakaian tradisional Jepang dan bercerita diiringi gerak-gerik dalam posisi duduk seiza. Dalam melakukan gerak-gerik, pencerita kadang-kadang dibantu alat bantu serba guna berupa kipas lipat (sensu) dan saputangan panjang (tenugui).

Itu lah seni pertunjukan klasik dari jepang, semoga bermanfaat. arigatou gozaimasu mina-san, 

2 komentar:

  1. Paling demen nih artikel yang mengulas tentang jepang. Apalagi banyak juga uraiannya. Tapi sayangnya artikel ini tanpa sumber referensi yang disebutkan.

    Padahal saya yakin ini enggak 100% hasil pemikiran.

    Makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas kritik nya, iya saya lupa ngasih refrensinya, sekali lagi terimakasih... silahkan mampir kembali..

      Hapus

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com