Sabtu, 18 April 2015

Cherry: Malang

Malang, tempat dimana gue akan pergi esok. Dan gue masih tetep aja memikirkan perasaan gue ke Lisa. Menyesal akhir nya gue.

tik tok

Ada pesan masuk dari Lisa. Gue nggak sanggup buat membukanya, langsung gue pijet tombol keluar tanpa gue buka.

Gue coba memejamkan mata, tapi nggak juga bisa, padahal sudah pukul 2 pagi, dan jam 8 gue harus berangkat ke malang.

haaah damn, Gue tetep memikirkan perasaan ini....

---------------------------------------------------------

iya, ayam sudah berkokok, dan gue hanya tidur 2 jam, persiapan ke malang sudah selesai.

"ndy, sarapan dah siap mandi gih, ntar kamu terlambat ke terminalnya" ujar ibu gue.

"iya bu"

sambil menahan ngantuk yang amat dalam, gue membasuhi tubuh gue.

---------------------------------------------------------

Setelah berlama-lama gue di perjalanan, akhirnya gue sampai juga di malam, nggak, tepatnya di rumah pak de gue.

Keluarga ini di huni oleh 4 orang, Pak de dan bu de menyambut gue penuh ceria, seakan akan gue itu tamu yang istimewa.

"mbak rini kemana Bu de?"

"oh, anu le, mbak mu lagi daftar kuliah, ya mungkin ntar kamu juga di daftarin di situ juga, sekalian jaga mbak mu juga" jawab bu de.

"iya le, biar ada temannya kamu, kamu juga baru datang ke daerah ini to? ya walaupun dulu pernah ke sini, tapi kan masih kecil" sambung pak de.

"iya pak de, bu de, terima kasih"

"udah lah ga usah sungkan-sungkan, anggap aja rumah sendiri, hahaha" pak de.

"Ini, di minum dulu teh nya keburu dingin" kata bu de.

"iya bu de, eh, mas bagus sekolah?"

"iya, anak itu bandel nya minta ampun, mana tau ada kamu bandelnya hilang" pak de.

sambutan luar biasa hangat, begitu nyaman.
Hari ini gue habiskan waktu di kamar, namun setelah melihat handphone, begitu banyak panggilan tak terjawab dari Lisa. Bukan hanya panggilan tapi juga pesan singkat.

Gue beranikan diri untuk membukanya. Entah perasaan apa ini, yang gue rasa gue senang setelah membacanya.

Rendy, lu ya nggak pernah ngasih kabar, udah mati lu, gue telponin nggak lu angkat, gue kirim sms nggak juga lu balas. Gue cuma mau bilang gue sekarang di malang, gue ngelanjutin di sini.

Gue senyum-senyum sendiri, entah berapa lama sosok cewek yang ada di depan pintu kamar gue ngeliatin gue, iya, mbak rini, mungkin dia berfikir kalau gue ini psikopat, atau dia pikir gue udah gila.

"kamu itu senyam-senyum sendiri ono opo to?"

"eh, mbak rini, kapan datangnya?"

"lah, yang mestinya ngomong kayak gitu tu aku bukan kamu, dasar gendeng"

Tuh kan, sudah ketebak, gue di bilang gila.

"tadi pagi mbak, mbak sendiri ngapain pergi-pergi, orang adik ganteng mau datang malah klayapan, hahahaha"

"wooo, bocah gendeng, sikap mu kui nggak berubah yo ren, , yo wis, aku tak tidur dulu, ntar malam cerita-cerita yo, pie kabare pak lek karo bu lek, ambi adik-adikmu kui"

"ok mbak e"

Setelah mbak rini menghilang dari pandangan gue, gue mulai berfikir bagaimana gue harus membalas pesan singkat dari lisa, ah sudah lah, mending gue tidur dulu.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com