Kamis, 21 Mei 2015

Maaf

Maaf, aku tak pernah membencimu. Aku hanya membenci rasa yang tak pernah mati ini. Rasa yang tak pernah bisa aku padamkan. Rasa yang selalu tumbuh dan tumbuh, dan aku terus mencoba mematikannya.

Malam ini puncaknya. Aku sangat merinduimu. Rindu ketika kita tertawa bersama, menangis bersama. Rindu akan keegoisanmu, rindu dimana saat kita menaiki kuda besi dan disaat itu kamu tertidur.

Terkadang kita sama-sama ingin menang sendiri, kita tak ingin mengalah satu sama lain, kadang kamu terus-terusan mengalah.

Kamu tau? kadang aku ingin bercerita tentang kita waktu dulu, tapi, aku tak berani.

Maaf, maaf, maaf, penyesalanku tak akan mungkin dapat termaafkan, walaupun kamu telah memaafkannya.

Kamu tau? Saat rasa itu muncul dalam hatiku, aku berusaha untuk membunuhnya, berusaha agar aku tak membuatnya semakin besar. Sungguh, betapa sakitnya perasaan ini.

Sebuah rahasia tak akan menjadi rahasia bila sudah di ketahui orang lain, iya ini lah rahasiaku, aku selalu berusaha untuk membenci perasaan ku sendiri.

Maafkan aku, aku tak bisa mengubur semua perasaanku, aku tak bisa membuang semua perasaanku.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com